Tulang Bawang: detikperu.com- Sejumlah warga Menggala Kabupaten Tulang Bawang mengeluhkan kelangkaan tabung gas elpiji 3 kilogram. Kesusahan mendapatkan tabung gas mini sudah hampir terjadi selama sepekan terakhir. Jumat (27/11/2020).
Yuli (40) seorang ibu rumah tangga (IRT) warga Menggala Kelurahan Ujung Gunung mengaku harus berkeliling dari satu warung ke warung lainnya sekadar mendapatkan satu tabung gas elpiji 3 Kg, tabung gas yang dia dapatkan menitipkan ke warung langganannya menunggu selama 2 hari.
Ibu lima anak ini mengaku, kelangkaan gas seperti ini tiba-tiba saja terjadi. Biasanya mudah saja memperoleh tabung gas untuk persediaan kurang dari 1-2 Hari ini. “Tidak tahu kenapa susah sekali akhir-akhir ini dapat tabung gas,” tuturnya
Hal yang sama dirasakan oleh Diana (37) Irt, warga menggala kelurahan Menggala selatan mengatakan mengapa bisa terjadi sulitnya untuk mendapatkan tabung gas melon yang berukuran mini tersebut.
“Ketika tabung gas 3 kg saya habis, saya biasa belinya langganan warung agen resmi yang lokasi warung nya tidak jauh dari rumah saya, itu pun setiap saya ingin membelinya selalu ada, Tapi sudah sepekan ini saya kehabisan gas ketika hendak mau beli pemilik warung menjawab sudah habis tiga hari kemarin diserbu banyak yang membelinya dan sampai saat ini lagi nunggu kiriman,” ungkapnya
“Akhirnya saya pergi mencarinya ke warung pengecer disepanjang jalan yang saya lewati seputaran menggala, di warung pun yang saya tanyakan sama bilang kosong tidak ada, sampai akhirnya saya mendapatkannya di warung yang lokasinya sudah jauh dari rumah saya,”terangnya
Dia juga menceritakan keluhannya yang biasanya ia membeli tabung gas 3 kg di warung langganannya hanya Rp.18.000 , sekarang dia membelinya dengan harga 30 ribu ,karena kebutuhan rumah tangga tidak punya pilihan lain harus membelinya,”
“mahalnya harga tabung gas di warung pengecer dikarenakan sulitnya untuk mendapatkannya bahkan dengan harga yang sudah melambung tinggi pun masih susah mendapatkannya,”keluhnya.
Diana berharap masalah kelangkaan gas elpiji di Kota menggala ini, segera diatasi Pemerintah setempat, karena masalah ini sangat dikeluhkan masyarakat kalangan menengah kebawah. Sebab, bahan bakar ini paling banyak digunakan orang tidak mampu alias miskin.”Tutupnya.
Penulis: Herli