Tanggamus: Detikperu.com- Nurhudin (59) Seorang buruh tani miskin yang hidup bersama anak dan istrinya tinggal di sebuah rumah Ukuran 4×6 meter yang hanya berlantaikan tanah di pekon antar brak kecamatan limau kabupaten Tanggamus. Rabu (16/6/2021).
Nurhudin (59) bersama istrinya mempunyai 4 orang anak yang tinggal disebuah rumah yang tidak layak huni tersebut, berpenghasilan tidak tetap, hanya mengandalkan hidup sehari – harinya menggarap kebun milik orang lain.
Kemudian rumah yang ia tinggali hanya berdindingkan papan yang sudah lapuk dan mempunyai tempat tidur yang menyatu dengan dapur masak, bahkan kamar mandi dan tempat buang air besarnya pun tanpa dinding pembatas, begitu juga untuk penerangan, ia menyalurkan Listrik dari tetangganya.
Sementara dua orang putranya Andrian Saputra (22) dan Agil Man (16) mengalami keterbelakangan mental (down syndrome) alias idiot, sehingga sehari hari nya cuma berdiam diri dirumah, tidak pernah mengikuti pelajaran di sekolah seperti anak – anak sebayanya, dikarenakan kedua anak tersebut malu dengan teman – temannya.
Nurhudin yang berusia 59 tahun tersebut, berharap agar pemerintah terkait bisa membantu pengobatan kedua anaknya disamping itu juga ia berharap agar dapat bantuan Bedah Rumah supaya rumahnya layak untuk dihuni.
“Harapan saya semoga pemerintah maupun para dermawan, dapat membantu kami, karena saya kasihan sama mereka berdua, ditambah rumah kami yang tidak layak huni jauh dari kata sehat ini segera mendapatkan perbaikan,” harapnya.
Viendra sari selaku kepala pekon antar brak, melalui pesan singkat WhatsAppnya mengatakan, bahwa pak Nurhudin mempunyai empat orang anak namun dua orang anaknya tidak bisa bicara.
“Alhamdulillah pihak saya selalu memperhatikan kondisi kedua anak pak nurhudin,”Kata viendra.
Viendra Sari juga menambahkan, bahwa dia bersama aparat pekonnya sudah mengunjungi rumah pak Nurhudin, dan memberikan bantuan sekedarnya, begitu juga harapannya kepada pemerintah kabupaten Tanggamus, agar segera memperhatikan warganya yang serba kekurangan tersebut.
“Pemerintah juga sudah memberikan bantuan Kepada Tuti istrinya, melalui Program Keluarga Harapan (PKH) namun pak Nurhudin masih juga mengeluhkan keadaan keluarganya.” Pungkasnya. (Arif/Sazili)