Home / NASIONAL / PLN Siap Bangun Pembangkit EBT 10,6 GW hingga 2025

PLN Siap Bangun Pembangkit EBT 10,6 GW hingga 2025

image_pdfimage_print

PLN mendorong anak usaha yang bergerak di sektor enjiniring, PT PLN Enjiniring, untuk menggalakkan inovasi, mengingat pembangkit EBT di masa mendatang akan menjadi base load dari sistem kelistrikan nasional

Jakarta, Detikperu.com- Komitmen pemerintah untuk mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025 menjadi perhatian utama PT PLN (Persero) untuk beberapa tahun ke depan. PLN pun menargetkan untuk membangun pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sebesar 10,6 Giga Watt (GW), disamping program efisiensi PLTU yang sudah berjalan untuk mencapai target bauran yang ditetapkan. Sabtu 4 Desember 2021.

Executive Vice President of Engineering and Technology PLN Zainal Arifin menyebutkan, dari 10,6 GW pembangkit EBT baru di 2025, 1,4 GW diantaranya merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), dan 3,1 GW berupa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Sementara itu porsi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) 1,1 GW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 3,9 GW, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) 0,5 GW dan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBio) 0,6 GW.

“PLN telah memetakan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung program percepatan _Carbon Neutral_ 2060. salah satunya adalah peta jalan _(roadmap)_ pengembangan pembangkit EBT sesuai dengan RUPTL 2021-2030 ini,” ujarnya di acara PLNE International Webinar yang mengangkat tajuk Energy transition: Global technology Trends, Challanges & Oportunities for Indonesia”, Rabu (1/12/2021).

Zainal pun sadar jika program transisi energi yang saat ini sedang dijalankan oleh PLN menghadapi tantangan tersendiri, termasuk dalam bidang enjiniring. Untuk itu dia mendorong anak usaha PLN yang bergerak di sektor enjiniring, PT PLN Enjiniring, untuk menggalakkan inovasi, mengingat pembangkit EBT di masa mendatang akan menjadi _base load_ dari sistem kelistrikan nasional.

“Transisi menciptakan model baru, dari sistem yang tersentralisasi ke sistem yang desentralisasi, _investment driven_ menjadi lebih _budget friendly_, operasional secara terpusat menjadi lebih fleksibel, IT dari sekedar _support_ menjadi AI dan _machine learning._ Dan terakhir yang tidak kalah penting, dari mayoritas menggunakan bahan bakar fosil menjadi sumber terbarukan yang ramah lingkungan,” kata Zainal.

Melihat kondisi saat ini, Zainal pun berharap enjiniring dapat mengembangkan metode untuk mendukung perkembangan teknologi yang dibutuhkan oleh proses transisi energi. Di samping itu, enjiniring juga dituntut untuk mampu mengembangkan grid PLN yang sudah beroperasi agar lebih _smart_ dan fleksibel.

“Langkah ini penting agar beragam pembangkit _Variable Renewable Energy_ (VRE) ketika sudah beroperasi nantinya dapat disalurkan kepada pelanggan dengan kualitas yang dapat diandalkan,” tegasnya.

_Variable Renewable Energy_ (VRE) adalah sumber energi terbarukan yang tidak dapat terkoneksi dan tersinkronisasi langsung _(undispatchable)_ dengan jaringan listrik karena sifatnya yang berfluktuasi, seperti tenaga angin dan tenaga surya. Berbeda dengan sumber energi terbarukan yang dapat dikontrol dan relatif konstan _(dispatchable)_ seperti pembangkit listrik tenaga air atau geothermal.

Di sisi lain, Direktur Utama PLN Enjiniring Didik Sudarmadi pun menangkap optimisme dunia dalam menyongsong transisi energi global yang mengarah kepada energi baru terbarukan dan Karbon Netral. Hanya saja, situasi pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, ditambah krisis energi beberapa negara di dunia masih belum diketahui dampaknya terhadap program transisi energi ini. (Humas)

Spread the love
https://www.lampungvisual.com/

About admin2020

Check Also

Menteri ESDM Pastikan _Backbone_ Kelistrikan Jawa, Madura dan Bali Andal Hadapi Nataru

Cilegon, Detikperunews.com– Menteri Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *