PLN mendorong kemandirian dan buka peluang kerja bagi penyandang disabilitas
Bandung: Detikperu.com- Anak-anak Panti Sosial Penyandang Disabilitas Mental, Sensorik Netra, Rungu Wicara, Tubuh (PSRPD MENSENETRAWITU) Dinas Sosial Jawa Barat tampak gembira. Mereka baru saja mendapat kunjungan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang mengapresiasi kreativitas dan daya juang mereka. Kamis 11 Oktober 2021
Di sela kunjungannya, Erick sempat berhenti sejenak untuk melihat beberapa penyandang tuna netra bernyanyi. Suara penyanyi yang merdu membuat Erick turut berdendang bersamanya.
Rasa haru dan bangga tampak dari para penyanyi setelah diapresiasi oleh Erick. Nurlela salah satunya.
Gadis tuna Netra ini begitu bersemangat menyambut kehadiran Menteri BUMN yang hadir meninjau program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PLN di panti itu.
“Senang, terus bangga bisa ketemu dengan pak Menteri. Bisa berjabat tangan, luar biasa. Senang sekali,” ujarnya.
Nurlela merupakan salah satu penerima manfaat dari dukungan program TJSL PLN di panti ini. Ia gembira bisa mendapatkan dukungan PLN sekaligus juga motivasi dari Menteri BUMN.
Kegemarannya menyanyi pun diketahui oleh Menteri BUMN yang berjanji untuk mengajaknya bernyanyi dengan idolanya Judika secara daring. Janji yang semakin menambah kegembiraan dan semangatnya.
Erick Thohir dalam kunjungan tersebut memuji fasilitas panti, disertai dengan pendampingan yang bagus. Ia menyebut hadirnya anak-anak disabilitas merupakan realita yang ada di Indonesia. Sehingga menurutnya menjadi peran setiap pihak untuk memberi dukungan.
“Kami juga di Kementerian BUMN membuka tempat bekerja bagi penyandang disabilitas sesuai yang kita sepakati waktu itu,” ujarnya terkait kebijakan Kementerian BUMN yang telah banyak menyerap tenaga kerja dari kalangan disabilitas.
Erick menyebut pekerja disabilitas juga ada di PLN serta BUMN lainnya. Pemerintah menurutnya tidak membedakan karena kalangan disabilitas juga bagian dari anak bangsa Indonesia dan memiliki kesempatan yang sama.
“Sudah seharusnya kita hadir untuk mereka,” tandasnya.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril membenarkan PLN yang telah menerima pekerja dari kalangan disabilitas. Sejauh ini menurutnya sudah ada puluhan insan PLN yang merupakan kalangan disabilitas.
Sebagaimana pekerja lainnya, mereka berkarya dengan baik. Umumnya berada di bidang yang berkaitan dengan layanan konsumen seperti di unit Call Centre hingga tim IT.
“Saya kira itu potensi yang sangat luar biasa dan mereka sangat berkembang sekali,” ujarnya.
Bob pun menyebut bahwa PLN terbuka dan memberi kesempatan pada kalangan disabilitas untuk berkarya di PLN. Hal ini menurutnya disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan yang setiap waktu dievaluasi.
Berdayakan Disabilitas
Dalam kesempatan yang sama, PLN melalui PLN UID Unit Induk Distribusi Jawa Barat (UID Jabar) menyerahkan bantuan alat membatik untuk UKM Batik Mulia Hati yang didirikan Pegiat Batik Disabilitas. Prosesi penyerahan bantuan dilakukan oleh Menteri BUMN dengan secara simbolik menyerahkan bantuan pemberdayaan diasabilitas dari PLN kepada Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Dodo Suhendar.
Bob menyebut pada kesempatan kali ini PLN memberikan dukungan lewat permodalan hingga peralatan membatik. Bantuan yang disalurkan ini pun disebut berkelanjutan dan tidak akan berhenti sampai di sini.
Hingga saat ini, total dana yang dikucurkan oleh mencapai Rp200 juta. Rinciannya, Rp100 juta digunakan untuk pembuatan tempat olah pangan pada September 2019, pengadaan sarana peralatan olah pangan senilai Rp50 juta pada Februari 2020, dan tempat membatik dengan anggaran Rp50 juta pada November 2020.
Selain itu, dalam kesempatan yangs ama Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN juga menyerahkan bantuan berupa 6 unit alat bantu dengar, 10 tongkat netra, 1 unit walker, 1 unit kursi roda, 1 buah kaki palsu, dan satu unit infra red.
Bob menjelaskan, jika bantuan ini sesuai dengan semangat dan pilar pemberdayaan dalam program TJSL PLN. Dengan tidak menilai kalangan disabilitas sebagai beban, melainkan potensi yang mesti didorong untuk mandiri.
Dia pun menilai keterampilan mereka dalam berkreasi membatik yang hasilnya berkualitas menjadi bukti dari program PLN ini. Bob pun mengaku akan terus melihat bagaimana program bantuan ini dapat berkelanjutan.
Memanfaatkan jejaring serta Rumah BUMN, produk batik yang dihasilkan panti menurutnya bisa didukung pemasarannya. Dengan dukungan yang berbentuk kail, bukan sekadar ikan. Sehingga dengan sarana yang ada, penyandang disabilitas ini bisa berhasil.
“Tetapi membantu kita jangan sepotong-sepotong. Harus terintegrasi. Kenapa? Harus diukur sampai keberhasilannya. Ini tugas kita bersama”
Sementara itu, Kepala UPTD PSRPD MENSENETRAWITU Dinas Sosial Jawa Barat, Ferrus Syamach menyampaikan rasa syukurnya atas dukungan PLN dan kehadiran Menteri BUMN.
Selama ini menurutnya pihaknya berupaya mendukung banyak mimpi besar dari ratusan anak-anak disabilitas yang menjadi tanggung jawabnya. Terlebih agar mereka dapat mandiri.
“Karena itu kehadiran CSR PLN ini bisa meluaskan layanan kami kepada mereka. Bisa memperluasnya dengan keterampilan lain yang insya Allah bermanfaat bagi mereka,” ujarnya.
Sebelumnya pada pengelolaan pangan, bantuan PLN berupa alat blender, lemari es, freezer, mixer, dan kompor listrik di panti sangat berguna untuk memproduksi berbagai makanan seperti kripik, bolu, kue kering dan frozen food. Hasil produksi tersebut lalu diperjualbelikan ke lingkungan sekitar terdekat atau melalui promosi mulut ke mulut.
Ferrus mengungkapkan, pihaknya juga gembira karena dukungan peralatan membatik dan kompor listrik yang diberikan. Ini menurutnya akan memaksimalkan usaha batik anak-anak panti yang telah memiliki usaha UKM Batik Mulia Hati. Produknya pun dinilai semakin membaik dari waktu ke waktu.
“Produksinya terus meningkat dan Insyaallah kualitas juga terus meningkat,” ujarnya.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat (UID Jabar), Agung Nugraha menambahkan, PLN memberikan dukungan bagi anak-anak disabilitas di Bandung sejak 2019. Pada tahun pertama pihaknya mengaku membantu rehabilitasi gedung panti dan dilanjutkan pada tahun 2020 penyerahan bantuan alat pijat. Dengan bantuan alat membatik tahun ini, Agung berharap kemandirian anak-anak disabilitas ini dapat semakin terbentuk sehingga siap berkarya dan diterima masyarakat. (Humas)